Pak Alfan adalah seorang wirausahawan di kampungku. Usahanya di bidang tanaman hias cukup sukses. Diawali dengan distribusi rumput hias untuk taman ke toko/kios/pengusaha taman di kota Yogyakarta, Magelang dan sekitarnya, kemudian merambah ke pembibitan dan distribusi tanaman hias. Usaha tersebut mampu membuka lapangan pekerjaan bagi warga kampung. Saat usaha Pak Alfan sedang jaya-jayanya (sekitar tahun 90-an) tercatat ada belasan warga yang menjadi karyawannya.

Pak Alfan juga dikenal sebagai sosok yang religius. Beliau adalah orang pertama di kampungku yang menunaikan rukun Islam yang kelima. Walaupun saat ini  di kampungku jumlah penyandang predikat haji sudah puluhan, namun jika orang menyebut Pak Haji, maka konotasinya adalah ke Pak Alfan. 

Salah seorang karyawannya bernama Maryan. Dia orang yang sopan, loyal dan patuh kepada bossnya. Selain suka cengengesan, Maryan juga dikenal sebagai seorang yang tekun beribadah. Suatu hari, haji Alfan mengajak Maryan untuk mengirimkan tanaman hias keluar kota. Merekapun pergi berdua menggunakan mobil angkut punya pak haji Alfan. Karena Maryan belum bisa nyopir, maka bossnyalah yang sekaligus jadi sopir. Tempat yang dituju lumayan jauh, butuh waktu beberapa jam untuk sampai ke tempat tujuan. Setelah selesai mengirimkan tanaman hias, mereka segera pulang. Saat perjalanan pulang, ternyata sudah masuk waktu sholat dan diperkirakan jika perjalanan diteruskan sampai rumah, maka waktu sholat keburu lewat. Sebagai seorang yang memegang teguh agamanya, sambil nyetir pak Haji Alfan bilang “Nanti kalo ada masjid, ngomong ya Mar….”. Maryan menjawab”Siap pak…”.

Maryanpun segera memusatkrambu-masjidan perhatiannya pada rambu-rambu yang berjajar di pinggir jalan. “Jangan sampai ada masjid yang kelewatan dari perhatianku”. Begitu kira-kira batin Maryan. Suasana menjadi hening. Pak Haji Alfan konsentrasi mengemudi, sedangkan Maryan fokus mencari masjid. Hingga pada suatu tempat, Maryan melihat rambu-rambu gambar Masjid di pinggir jalan. Demi mematuhi perintah bossnya, Maryan segera berkata (dengan setengah berteriak): “Awas Ada Mesjid !!!!!”. Pak Alfan terkejut dan segera mengerem serta membelokkan mobil ke pinggir. Sambil ngos-ngosan Pak Alfan berkata: “Ngomong ya ngomong tapi mbok ya jangan kaya gitu to Mar….” Maryanpun cengengesan dan menjawab: “Lha tadi sampeyan bilang kalo ada mesjid suruh ngasih tau, hehehe…”. Pak Alfanpun hanya bisa nepuk jidat.